Tiga tahun lalu, aku mulai mendengar tentang kelas inspirasi. Yang aku tahu saat itu, Kelas Inspirasi adalah kegiatan mengajar sehari di Sekolah Dasar untuk memperkenalkan profesi dan memberi semangat kepada anak-anak untuk berani bercita-cita serta mewujudkannya. Waktu itu, beberapa relawan Yuk main sedang asyik bercerita tentang pendaftaran Kelas Inspirasi Kudus. Saat diajak untuk ikutan, aku menolak. Menurutku, pekerjaanku terlalu susah untuk dijelaskan kepada anak-anak. Setiap Aca kutanya pekerjaanku apa, jawabannya aneh banget hahaha..Katanya aku kerjanya pergi-pergi, rapat malam-malam, ngajak main anak-anak, terus kerja pakai laptop. Bagaimana aku bisa menjelaskan di depan anak-anak lain nantinya coba?
Tapi kemudian, akhir tahun 2017 dibuka pendaftaran Kelas Inspirasi Jepara. Kebetulan salah satu panitia lokalnya adalah relawan Yuk Main juga. Dia inilah yang rajin membujukku untuk mendaftar sambil menjanjikan agar aku bisa ditempatkan di SD yang dekat dengan rumah Mbah kala itu biar enak kalau mau menginap.
Akhirnya aku mendaftar meskipun sama sekali belum tahu di kelas nanti mau ngapain saja. Dan yang terpenting aku masih belum punya ide bagaimana menjelaskan profesiku pada anak-anak kelas 1 sampai 6 SD. Seminggu mikir media bantu yang akan digunakan sambil menyimak chat di grup Wasap sesama rombongan belajar. Makin keder juga karena tahu, mereka semua sudah berpengalaman di kelas inspirasi di kota-kota lain dan umurnya masih muda semuaaa.. Emak-emak sepertiku makin grogi jadinya hehehe..
Di hari inspirasi, aku gugup sekali. Terbiasa menyiapkan dan memandu playdate yang sama saja pesertanya anak-anak, ternyata tidak menjamin aku akan melewati mengajar di kelas dengan mudah. Disambut dengan drama seorang anak yang menangis keras karena menjadi satu-satunya murid kelas satu yang digabung dengan kelas dua untuk mengefektifkan kelas. Dua anak yang berantem terus sepanjang jamku mengajar, dan banyak keseruan lainnya.
Ternyata, pengalaman pertama di Kelas Inspirasi Jepara membuatku ketagihan. Tapi yang terutama adalah membuatku menyadar satu hal. Ada manusia di bumi, yang apapun alasannya, rela meluangkan waktu, tenaga, uangnya untuk ambil bagian dalam sebuah Kelas Inspirasi. Untuk Apa? Kalau untuk sebuah pencitraan, aku yakin ada banyak hal yang lebih mudah dikerjakan demi sebuah citra. Tapi ini, ada yang rela tidur di masjid karena turun di terminal bis terlalu malam hingga dia tidak enak mesti menghubungi panlok minta dijemput. Harus merelakan uangnya untuk ongkos transport dari tempat bekerja ke lokasi (Kebanyakan para relawan pengajar berasal dari luar kota bahkan luar pulau), dan terutama, harus meninggalkan sesuatu entah itu pekerjaan atau keluarga, demi bisa ikut di Hari Inspirasi. Untuk sebuah panggilan jiwa. Untuk berbagi dan berarti. Untuk memberi dan menerima pelajaran kehidupan lain yang tidak didapat di dunia pekerjaan sehari-hari.
Setelah Kelas Inspirasi pertamaku di Jepara, beberapa kali kuikuti kelas Insiprasi kota lain. Tentu saja yang masih bisa kujangkau dan lumayan dekat dari Kudus seperti Pati, Grobogan, Yogyakarta. Setiap kelas inspirasi memberiku pelajaran baru. Bukan hanya dari teman-teman sesama relawan dan panitia lokal, tapi dari setiap kelas yang kumasuki, setiap tempat yang kusinggahi, setiap kota yang kudatangi, dari anak-anak hebat yang kutemui.
Kelas Inspirasi seperti jeda yang manis saat aku jenuh dengan pekerjaan. Saat butuh istirahat sejenak dari rutinitas. Semacam piknik tapi jauh lebih menyenangkan dan berkesan. Bertemu anak-anak yang tidak kukenal sebelumnya, menyalakan mimpi-mimpi mereka. Memperkenalkan pekerjaan yang mungkin selama ini belum pernah ada di benak mereka. Memberi mereka semangat untuk terus belajar dan berjuang meraih cita.
Meninggalkan jejak berupa benda memang bisa hilang atau rusak, tapi ingatan dan kesan dari anak-anak itu akan abadi. Aku yakin dari semua murid yang pernah didatangi tim kelas inspirasi, setidaknya ada satu dari mereka yang ingat bahwa, tidak apa-apa bermimpi, boleh terus bercita-cita., boleh menginginkan sesuatu. Dengan tekad yang kuat, bekerja keras, belajar, dan berdoa, semuanya pasti akan terwujud.
*Sebuah tulisan ketika sedang rindu dengan Kelas Inspirasi yang libur lama di masa pandemi ini.
#OneDayOnePost
#ODOP
#Day3
2 Comments
jadi profesi kakak apakah? hihihi ...
ReplyDeleteoh iya berapa lama kelas Inspirasi ini berlangsung?
Salut saya dengan relawan seperti ini, semoga makin banyak lagi ya yang memberikan pola pengenalan dan pelatihan seperti ini kepada anak-anak sekolah di Indonesia.
Hai kak Renov. Jawabannya akan ada di postingan kelas inspirasi yang lain hahaha. Kelas Inspirasi hanya satu haru di tiap kota. Tapi sekarang hampir setiap kota ada, tinggal pilih menyesuaikan waktu, kesempatan yang dipunya. Lagi libur lama ding karena pandemi. Semua kegiatan hari inspirasi ditunda semua.
Delete