Bagi para perempuan, tentunya sudah tidak asing dengan tiga benda ini. Ini termasuk benda wajib bukan sih bagi kita? Tapi masalahnya adalah, tiga benda inilah yang sering menjadi penyumbang sampah besar bagi lingkungan. Ada kapas, pembalut dan tisu. Jujur, aku dulu suka semena-mena memakai tiga benda ini. Sampai kemudian punya lingkaran pertemanan dengan para pecinta lingkungan, mulailah aku sedikit demi sedikit belajar mengurangi sampah.
Semua benda yang kugunakan di sini, aku beli melalui marketplacenya @sedarikini. Di sana banyak pilihan produk ramah lingkungan seperti alat makan, sikat gigi, tas, dan lain-lain. Karena aku hanya menggunakan tiga benda ini, jadi kuceritakan pengalamanku memakainya ya.
1. Kapas
Aku pemakai kapas muka sejak lama. Karena sabun muka tidak cukup untukku, aku menggunakan kapas untuk melakukan double cleansing memakai micellar water. Dulu aku pakai kapas sekali pakai setiap hari. Bisa lima atau enam lembar sekali pakai.
Sejak tahu ada reusable cotton pads, aku mencobanya . Kapas pakai ulang ini terbuat dari bahan kain yang mudah menyerap cairan dan cepat kering. Klaimnya sih bisa digunakan untuk menghapus make up baik lipstick liquid dan maskara. Tapi aku belum pernah mencobanya. Tidak pernah pakai begituan soalnya hahaha
Sejauh ini, kapas pakai ulangnya berfungsi dengan baik. Setiap pulang kerja aku menggunakan kapas ini untuk memakai micellar water dan memang kotoran terangkat dengan mudah. Cara mencucinya juga mudah sekali. Hanya direndam sebentar terus dicuci menggunakan sedikit sabun, sudah bisa bersih kembali. Sangat cepat kering. Diangin-anginkan sebentar saja sudah kering.
2. Pembalut
Pembalut sekali pakai ini pasti sudah banyak yang tahu andilnya dalam menambah sampah yang merusak lingkungan. Pembalut sekali pakai yang di pasaran sekarang ini kebanyakan mengandung plastik yang sulit terurai. Belum lagi adanya pewangi, pemutih kimia yang terkandung di dalamya.
Alternatif penggantinya adalah dengan menggunakan pembalut kain atau menstrual cup. Karena aku belum berani mencoba menstrual cup, aku beralih menggunakan pembalut kain sejak beberapa bulan terakhir. Dan nyaman juga kok. Memang butuh adaptasi di pemakaian awal, terutama yang agak merepotkan adalah mesti mencuci seketika dan mengeringkannya, tapi masih bisa diatasi kok.
3. Tisu Wajah
Dulu nih, aku suka boros sekali memakai tisu. Terutama di kamar tidur. Buat mengeringkan muka setelah mencuci muka atau mandi, mengeringkan tangan sebelum atau sesudah melakukan hal remeh temeh yang sebenarnya tidak terlalu perlu. Yang kubaca dari feed instagramnya @sedarikini, tisu ternyata terbuat dari 1 pohon berumur 6 tahun dan hanya bisa menghasilkan 40 lembar tisu saja. Belum lagi adanya pemutih yang pastinya ada di setiap lembar tisu yang kita pakai.
Gantinya tisu apa? Sapu tangan kain. Aku membeli paket sapu tangan kain yang sudah lengkap dengan pouchnya, jadi lebih rapi dan mudah dibawa kemana-mana. Tisu kain ini terbuat dari kain katun yang lembut. Tisu kain ini juga cepat kering. Dianginkan sebentar saja sudah kering.
Tiga benda itu mungkin kelihatan mahal waktu beli pertama kalinya, tapi karena bisa dipakai ulang, jadi berasa hemat karena tidak perlu sering membeli yang baru. Sejak aku membelinya lima bulan lalu, semuanya masih bisa berfungsi dengan baik. Dan menyenangkan mengetahui kita bisa sedikit mengurangi sampah. Mau mencobanya juga?
#OneDayOnePost
#ODOP
#Day33
0 Comments