Sudah hampir jam 9 malam ketika aku mulai mengetik tulisan ini. Oke, aku nggak tahu mau nulis apa. Ada 3 draft tulisan di file laptop tapi semuanya butuh riset dan referensi sedangkan aku tidak punya cukup energi untuk melakukannya.
Mau nulis puisi seperti yang sudah-sudah kalau sedang kehabisan ide juga nggak mungkin. Minggu ini sudah dua kali postingan puisi yang kutulis hanya karena aku tidak punya waktu dan energi untuk menulis panjang.
Jadi aku putuskan untuk bercerita tentang kegiatanku hari ini saja. Aku tahu tidak berfaedah sama sekali bagi kalian, tapi aku harus memaksa diriku untuk tetap menulis setiap hari karena libur satu kali itu benar-benar tidak enak dan akan makin susah harus membuat dua tulisan keesokan harinya.
Hari ini, dari bangun tidur, aku sudah membayangkan akan work from home sambil beresin kerjaan dan memang kebetulan ada tugas penting dari Pak Bos yang harus segera disetorkan. Sampai kemudian aku ingat kalau jumat ini aku ada janji dengan orang di desa yang memintaku untuk datang.
Padahal sebelumnya aku sempat bertanya ke seorang teman tentang masalah pekerjaan untuk kuselesaikan seharian ini. Dia ini baik sekali padaku. Sabar menjawab setiap pertanyaanku yang aku tahu merupakan hal yang sepele sekali baginya. it’s just a piece of cake for him. Setidaknya dia tidak membuatku takut akan dikatakan “gitu aja gak ngerti sih?” Tapi aku sungguh senang mempunyai teman yang selalu menenangkan setiap aku panik tidak mengerti, mengajariku hal-hal yang belum pernah kulakukan di tempat kerja yang lama, dan menyemangatiku setiap aku merasa aku tidak sanggup meneruskannya lagi. Dia juga yang tadi pagi bilang dengan tegas mana yang harus kukerjakan dulu. Aku memang suka overthinking soal pekerjaan akhir-akhir ini saking banyaknya deadline akhir tahun.
Baiklah, urusan beresin berkas, dokumen, dan berkerja di depan laptop bukan waktunya untuk hari ini, jadi aku bersiap untuk berangkat yang lumayan buru-buru karena sudah siang. Janjian dengan satu desa, tapi aku segera menghubungi beberapa orang lain yang bisa sekalian kukunjungi, Jadinya, ada tiga desa yang harus kukunjungi hari ini. Here we go…
Desa pertama, aku harus mengembalikan peta desa yang kupinjam. Sekalian konfirmasi beberapa data untuk kumasukkan ke profil desa. Ditambah ngobrol panjang lebar mulai dari tips belanja online (dia bertanya tentang di mana aku beli rok yang sedang kupakai, dan kujelaskan dong aku belinya online hahaha) sampai cerita tentang hobi barunya bersepeda setiap akhir pekan. Terakhir, setelah urusanku selesai dan aku pamit meneruskan perjalanan, aku diberi 2 buah naga merah besar untuk kubawa pulang. Alhamdulillaah..
Desa kedua, aku harus bertemu seseorang di rumahnya yang merangkap sebuah bengkel radiator. Menemui bapak satu ini harus memastikan bengkelnya sepi agar bisa diskusi lebih fokus tentang pekerjaan. Aku sungkan kalau datang ketika beliau sedang ada pelanggan, jadi aku mesti muter dua kali melewati rumahnya untuk memastikan bengkelnya kosong dan beliau sedang tidak sibuk. Baru setelah dua kali melewati depan rumah dan melihat beliau duduk santai, akupun menemuinya. Kami ngobrol tentang peta, potensi desa, dan seperti biasa, aku mendengarnya bercerita banyak. Satu ceritanya adalah tentang betapa inginnya dia berhenti dari seorang relawan yang diminta untuk jadi panitia di banyak kegiatan desa. Katanya beliau sudah terlalu tua untuk aktif di masyarakat. Aku jawab, “kelak, saat aku seumur njenengan, aku juga ingin masih bermanfaat bagi orang lain seperti njenengan lho Pak. Karena bisa jadi, itulah yang membuat Allah ridho”.
Desa ketiga, aku bingung ketika harus menunggu Jumatan. Janjian sama orang di desa ketiga setelah jumatan, jadi sebelumnya aku nunggu di mana dong? Mau nunggu di masjid seperti biasa nggak mungkin, mau makan karena sudah kelaparan belum makan dari pagi gagal, karena ternyata aku nggak bawa dompet saudara-saudara hahaha..Jadinya, akupun menunggu di rumah orang dari desa ketiga tersebut. Sepi karena yang punya rumah pergi dan baru pulang jam 1 siang. Tapi lumayan, jadi ada tempat buat ngadem dan minum air putih. Alhamdulillah, sebelum jam 1 beliaunya sudah pulang. Segera kukeluarkan laptop dan kami sibuk berdiskusi tentang sesuatu. Oh iya, di sana aku dikasih bubur ubi yang enaaaak sekali. Disuruh makan siang sekalian sih, tapi aku langsung pamit saja karena makannya mesti nunggu beliau masak dulu. Kan lama hahaha...
Setelah selesai di desa ketiga yang berakhir dengan aku membawa berkas untuk kukerjakan di rumah, aku bersiap pulang. Aku mampir di masjid menungggu waktu shalat ashar dulu biar pulangnya tidak terburu-buru. Sampai di rumah sekitar jam setengah 5. Seperti biasa aku langsung bersih-bersih sebelum melakukan hal lain. Terutama mencuci baju dulu. Urusan menjemur pakaian kutunda sampai hampir magrib, karena aku makan dulu saking lemesnya kelaparan seharian.
Meskipun ada beberapa drama, ketinggalan dompet, muterin jalan dua kali saat cuaca sedang panas-panasnya, tapi ada banyak hal lain yang bisa kusyukuri. Oh iya, hari ini aku mulai berlangganan Gramedia Digital. Gara-gara baca postingan blognya Kak Viandry, membuatku tertarik langganan Gramedia Digital. Punya banyak wish list tapi masih belum kesampaian beli bukunya, jadi baca buku digitalnya aja dulu. Dan malam ini aku selesai membaca satu novel di sela-sela menunggu seharian tadi dan sebelum mengetik tulisan ini.
Wow, sudah lebih dari 860 kata. Ternyata cerita hari ini cukup panjang juga hahaha…Hari ini menyenangkan. Alhamdulillaah. Terima kasih sudah mau membaca ceritaku hari ini. Sudah kujelaskan di awal tadi bahwa ini tulisan yang tidak berfaedah, tapi semoga cukup menghibur kalau butuh bacaan ringan. Terima kasih sudah mampir yaa…
#OnedayOnePost
#ODOP
#Day67
1 Comments
Alhamdulillah banyak hal yang bisa diceritakan semog bisa bermanfaat kaya bapak tua itu.
ReplyDeleteSemoga banyak wishlist book yg tertunaikan garara gramedia digital, ya kak