Hari ini, genap 20 hari menjelang bulan ramadan. Sudah siapkah menyambutnya? Malam ini, sambil menulis postingan ini, aku kembali bertanya kepada diriku sendiri. Bagaimana persiapan ramadanmu? Sudahkah kamu persiapkan dengan matang?
Aku orang yang sebenarnya well prepared dalam keseharian. Setiap hari, sebelum tidur, aku sudah merencanakan besok paginya mau mengerjakan apa, pergi ke mana, peralatan yang harus dibawa, bahkan pakaianpun sudah kusiapkan di malam harinya.
Bagaimana dengan ramadan? Bulan yang paling istimewa di antara bulan-bulan lainnya. Sungguh tidak benar kalau tidak menyiapkan diri menyambutnya. Tahun lalu adalah ramadan yang sangat berbeda karena awal-awal pandemi. Aku bahkan hanya beberapa kali bekerja di luar rumah selama ramadan. Semua kegiatan sosial dan komunitas berhenti total. Aku lebih sering di rumah jadi punya banyak waktu untuk membaca Al Quran, lebih tidak cepat lelah sehingga bisa berlama-lama melakukan ibadah. Bahkan aku sangat bersyukur karena tidak ada undangan buka bersama sekalipun.
PERSIAPAN MENYAMBUT BULAN RAMADAN
Tahun ini mungkin tidak akan setenang kemarin. Pekerjaan sudah mulai padat dan tidak lagi bisa sering-sering bekerja dari rumah. Komunitas juga masih ada tanggungan kegiatan ramadan setahun kemarin yang harus diselesaikan. Tapi itu semua bukan alasan untuk tidak mempersiapkan diri sebaik mungkin. Mulai awal bulan maret ini, aku sudah menyiapkan beberapa hal dalam persiapan ramadan, diantaranya :
KESEHATAN
Ini yang jadi PR terbesarku.
Akhir-akhir ini aku abai soal kesehatan. Mulai tidak disiplin jaga makan,
minum, olahraga, dan tidur. Jadi pelan-pelan, aku mulai mengubah isi piring
lagi, membiasakan puasa sunnah, jalan kaki setiap pagi lagi, serta berhenti
tidur larut malam lagi. Bagaimanapun juga, kesehatan adalah kunci agar ibadah
kita bisa maksimal. Yang kusiapkan secara khusus untuk ramadan hanya membeli madu dan bee pollen. Lainnya hanya berusaha makan makanan yang sehat saja.
TRACKER
Sejak dua tahun lalu, aku berhenti menggunakan checklist atau ibadah tracker yang baru kumulai selama ramadan. Semangat mengisi di awal, tapi ternyata gagal bertahan sampai akhir. Memulai kebiasaan baru di bulan Ramadan itu sulit bagiku. Itulah sebabnya aku membuat grup bersama beberapa orang teman untuk membuat list ibadah setiap hari. Ini untuk membiasakan kami agar di bulan ramadan dan bulan-bulan setelahnya, kami sudah terbiasa melakukan ibadah-ibadah sunnah. Shalat rawatib, tilawah, dzikir pagi sore, shalawat, dan sedekah diupayakan menjadi bagian dari keseharian, jadi ketika bulan ramadan tiba, kami tinggal memperbaiki kuantitas dan kualitasnya sebaik mungkin.
Oh iya, kemarin aku juga membeli semacam tracker ibadah yang bisa ditempel di dinding. Namanya Productive Set dari @moonplanner.id. Productive set ini terdiri dari dua buah wall planner yaitu amal tracker dan monthly board. Ini sangat berguna untukku yang tipe visual sekali. AKu suka menempel gambar, tulisan, atau tracker warna warni untuk selalu menjaga semangat dan moodku. Di amal trackernya bisa diisi daftar target ibadah harianmu. Tinggal dicentang saja di kolom-kolom harian. Bisa dihapus dan ditulis ulang jadi hemat dan awet pakainya. Monthly board untuk menulis kegiatan harian atau kalau aku kupakai buat nulis deadline tugas-tugas ODOP hehehe… Sejauh ini, aku suka sekali. Untukku, bisa kujadikan evaluasi setiap pekan atau bulan. Mana yang paling sering bolos jadi bisa kucari jalan keluarnya. Pentingnya membuat tracker semacam ini apa? Bukankah kita harus terus berusaha menjadi yang lebih baik setiap harinya? Ini salah satu usahaku untuk mewujudkannya.
BUKU
Buku adalah benda wajib yang harus ada di ramadanku. Aku orang yang sangat mudah bosan dan turun semangatnya, jadi aku menyiapkan buku-buku yang bisa menemaniku mengisi waktu dan terus menjaga semangat terutama tentang ibadah. Dari tiga buku yang kusiapkan, satu diantaranya sudah kubeli sejak tahun lalu. Buku ini yang menemaniku selama 30 hari Ramadan tahun lalu. Review buku ini bisa dibaca di sini. Aku percaya, ramadan tahun ini, masih dan akan selalu layak untuk kujadikan bacaan wajibku. Buku kedua adalah Tadabur Al Qur’an. Semoga aku bisa menyelesaikan membaca dan mempelajari buku ini selama bulan Ramadan nanti. Buku ketiga adalah buku karya Syekh Ali Jaber. Amalan Ringan Paling Menakjubkan. Belum kubuka segelnya. Rencananya baru akan kubuka nanti di tanggal 1 ramadan. Review untuk masing-masing bukunya menyusul ya setelah selesai kubaca.
Tiga hal itu yang jadi prioritas persiapan ramadanku. Selebihnya, aku bertekad untuk tidak berlebihan dalam urusan pekerjaan, komunitas, dan lain- lain meskipun judulnya adalah kegiatan sosial. Sudah ada sebelas bulan yang bisa kujadikan sebagai pilihan kegiatan-kegiatan kebaikan. Bulan Ramadan nanti, aku ingin sedikit melambat dan menikmatinya sepenuh hati. Siapa tahu ini Ramadan terakhirku kan? Semoga bisa lebih baik di tahun kemarin.
Bagimana dengan persiapan ramadan teman-teman? Cerita-cerita yuk..
0 Comments